Tsunami Jepang Geser Keseimbangan Bumi

Selasa, 15 Maret 2011, 07:28 WIB
Pekan lalu, gempa berkekuatan 9 SR yang diikuti tsunami dasyat menghantam sebagian wilayah Jepang. Bencana ini menggeser letak pulau yang dekat dengan Amerika Serikat ini dan menggeser poros bumi.

Gempa ini menyebabkan keretakan di kedalaman 15 mil (24 kilometer/km) bawah laut yang membentang sepanjang 186 mil (299 km) dan lebar 93 kilometer seperti dilansir dari Associated Press.
Kepada New York Times, ahli geofisika Ross Stein menyatakan gempa ini mengubah struktur areal yang dekat dengan episentrum gempa. Areal ini mendekati wilayah Amerika Serikat sejauh 13 kaki atau 3,9 meter.

Gempa terbesar kelima di dunia ini disebabkan ketika lempeng tektonik Pasifik di bawah lempeng Amerika Utara yang bergeser sekitar 3,9 m. Gempa ini juga menggeser poros bumi sebesar 6,5 inci, sehingga memperpendek hari sekitar 1,6 mikro detik.
Lebih lanjut gempa ini juga menenggelamkan Jepang sekitar 2 kaki. Seiring tenggelamnya pantai timur Jepang, gelombang tsunami kemudian masuk.

Mengapa gempa memperpendek hari? Massa bumi bergeser ke arah pusat sehingga memacu planet berputar sedikit lebih cepat. Gempa besar 8,8 SR di Chili tahun lalu pun mempersingkat hari dalam hitungan di bawah satuan detik.

0 comments:

Kenapa PLTN Fukushima Meledak ?

 

Jepang terkenal sebagai negara yang sering diguncang gempa hingga pemerintahnya telah menyiapkan standar bangunan yang tahan gempa. Namun kenapa ledakan bisa terjadi di reaktor nuklir Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima?

Pakar Nuklir Institut Teknologi Bandung (ITB), Zaki Su'ud menjelaskan seluruh instalasi nuklir di Jepang sebenarnya dalam pengawasan yang ketat dengan persiapan di atas batasan yang paling tinggi. Berdasarkan kajian ahli Gempa Jepang, potensi gempa paling besar berada di magnitude (kekuatan) 8,3 Skala Ritcher (SR), sehingga semua instalasi nuklir Jepang dipersiapkan untuk tahan gempa hingga 8,5 SR.

"Kalau gempa di bawah 8,5 SR maka tidak ada kerusakan karena operasi PLTN akan shutdown otomatis lalu dilakukan inspeksi dan beberapa hari kemudian menyala kembali. Namun ketika gempa 9,0 SR sebagian sistem tidak dapat bertahan, beberapa fungsi terganggu seperti pompa pendingin tidak berfungsi dengan baik," kata Zaki di Bandung 16 Februari 2011.

Menurut Zaki, semua sistem pengamanan nuklir yang ada di PLTN telah bekerja dengan baik. Saat terjadi gempa besar yang merusak sistem pendingin utama, reaktor padam dengan sendirinya. Walaupun reaktor nuklir padam, namun masih meninggalkan sisa panas "decay heat" sekitar 1-2 persen dari daya penuh, yaitu sekitar 4,6-10 megawatt yang harus didinginkan.

Sebenarnya, ada pompa khusus untuk mengambil decay heat ini. Karena listrik padam, maka otomatis  genset darurat aktif untuk mendinginkan reaktor. Namun terjangan tsunami ke PLTN membuat genset hanya aktif 1 jam.

"Di sinilah awal dari krisisnya. Decay heat listrik mati membuat permasalahan kedua. Genset darurat kena tsunami menjadi tidak jalan, sehingga sistem pendinginan tidak berjalan," jelasnya.

Ketika dibiarkan, decay heat akan membuat temperatur naik hingga mencapai 500 derajat celcius. Agar tidak terjadi ledakan reaktor, operator mengeluarkan sebagian gas, yaitu hidrogen untuk mengurangi tekanan yang ada di reaktor. Hidrogen yang dikeluarkan terakumulasi dan ketika bertemu oksigen maka terjadi reaksi eksoterm yaitu ledakan.

"Ledakan ini jauh lebih kecil dibandingkan reaktornya yang meledak, radiasi dalam jumlah terbatas keluar namun masih relatif rendah. Kalau reaktor nuklirnya yang meledak bisa seperti Chernobyl," jelasnya.

Walaupun telah berlangsung beberapa hari insiden ini masih belum sepenuhnya selesai. Temperatur di Reactor Vessel masih tinggi walaupun decay heat telah berkurang. Para teknisi di Jepang sedang mencoba mendinginkan reaktor dengan air laut dan air boron agar reaktor tidak aktif lagi.

"Peluang ledakan jauh lebih kecil, namun problem belum tuntas sebelum menurunkan temperatur ke suhu normal yaitu 280-320 derajat celcius," jelasnya. (umi)

0 comments:

Bapeten : Indonesia Aman Dari Radiasi Nuclear Fukushima, Radiasi Mungkin Mengarah ke China dan Rusia

Bapeten: Indonesia Aman, Radiasi Mungkin Mengarah ke Rusia dan China
Jakarta - Radiasi nuklir akibat meledaknya PLTN Fukushima disebut-sebut juga akan melanda Indonesia. Namun Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menegaskan, wilayah Indonesia aman karena arah angin saat ini mengarah ke China dan Rusia.

"Dari arah angin kemarin itu di antaranya ke utara dan barat. Kalaupun lolos dengan kecepatan angin 0,6 meter per detik, itu akan mengarah ke China atau ke Rusia tidak ke selatan atau ke Indonesia," kata Kepala Bapeten As Natio Lasman.

Hal itu disampaikan As dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Selasa (15/3/2011).

As mengatakan, berdasarkan faktor arah angin dan zona eksklusif yang ditetapkan pemerintah Jepang, ketakutan radiasi akan sampai di Indonesia bisa dibilang tidak ada. "Itu bisa ditiadakan, kami menyatakan dampak radiasi nuklir di Fukushima tidak di Indonesia," kata As.

Ancaman radiasi nuklir di Jepang terjadi setelah PLTN Fukushima meledak pada Minggu 13 Maret lalu. Ancaman ini makin mengganas setelah ledakan yang lebih dahsyat terjadi pada Selasa 15 Maret. Ledakan menyebabkan tingkat radiasi meningkat 4 kali lipat dalam 1 jam.

22 orang dilaporkan telah terkena radiasi. Baru saja, Kedutaan Besar Prancis di Tokyo mengeluarkan peringatan, paparan radioaktif rendah efek ledakan di PLTN Fukushima Daiichi bisa mencapai Tokyo dalam waktu 10 jam.

Radiasi ini dibawa oleh angin. Kedubes Prancis pun mengingatkan warganya agar tetap tinggal di dalam ruangan dan tidak panik.

0 comments:

Reactor Nuclear Unit 2 Meledak DI PLTN Fukushima

Jarak Aman Radiasi Nuklir PLTN Fukushima Naik Jadi 30 Km
Reaktor unit 2 yang meledak (AFP) 
 
Tokyo - Jarak aman radiasi dari PLTN Fukushima meningkat akibat ledakan ketiga hari ini dari sebelumnya 20 Km menjadi 30 Km. Pemerintah Jepang pun mengimbau warga yang tinggal dalam radius itu untuk tetap tinggal di dalam ruangan.

"Warga dengan jarak antara 20-30 Km dari reaktor harus tetap tinggal di dalam ruangan," ujar Perdana Menteri Jepang Naoto Kan seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/3/2011).

"Sejumlah besar radiasi bocor dari area tersebut. Kami melakukan upaya maksimal untuk mencegah ledakan atau kebocoran materi radioaktif," imbuh Kan seperti dilansir dari Wall Street Journal.

Kan meminta warganya agar tenang menghadapi situasi ini dan menegaskan kembali pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah kebocoran radiasi nuklir.

Reaktor yang meledak ini adalah unit 2. Sedangkan kabakaran terjadi di reaktor unit 4. Fukushima Daiichi (Fukushima No 1) memiliki 6 reaktor yaitu unit 1 hingga 6.

Ledakan pada unit 2 ini itu menyebabkan atap wadah reaktor hancur. Uap pun membumbung memenuhi reaktor. Pemerintah Jepang mengatakan dua ledakan sebelumnya tidak sampai menimbulkan kerusakan wadah reaktor.

Sementara tingkat paparan radiasi terpantau meningkat 4 kali lipat setelah ledakan itu.

"Tingkat radiasi terbaca pada pukul 08.31 meningkat menjadi 8.217 microsievert dalam 1 jam, dari 1.941 mikrosievert pada 40 menit sebelumnya," ujar operator PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Co.

Pemerintah Jepang mengatakan tingkat radiasi bisa mencapai 1 juta mikrosievert atau lebih sebelum menyebabkan penyakit akibat paparan radiasi.

0 comments: