Ramalan Dalam AL-QUR'AN Yang Menjadi kenyataan
0
comments
9/06/2010 08:18:00 am
Ditulis Oleh
Unknown
Penggalan  berita lain yang disampaikan Al  Qur'an tentang peristiwa    masa depan  ditemukan dalam ayat pertama  Surat Ar Ruum, yang merujuk   pada    Kekaisaran Bizantium, wilayah timur  Kekaisaran Romawi.   Dalam   ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran  Bizantium telah  mengalami   kekalahan   besar, tetapi akan segera  memperoleh kemenangan. 
'Alif,  Lam, Mim. Telah  dikalahkan bangsa  Romawi,  di negeri yang terdekat  dan mereka   sesudah  dikalahkan itu akan  menang, dalam beberapa tahun  (lagi). Bagi   Allah-lah urusan sebelum dan  sesudah   (mereka menang).'  (Al Qur'an,  30:1-4) 
Ayat-ayat   ini diturunkan  kira-kira pada tahun 620 Masehi,  hampir tujuh tahun   setelah kekalahan  hebat   Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia,   ketika Bizantium  kehilangan  Yerusalem.   Kemudian diriwayatkan dalam   ayat ini bahwa  Bizantium dalam waktu dekat  menang.   Padahal,  Bizantium  waktu itu  telah menderita kekalahan sedemikian hebat  hingga  nampaknya  mustahil    baginya untuk mempertahankan keberadaannya  sekalipun, apalagi  merebut   kemenangan kembali.   Tidak hanya bangsa  Persia, tapi juga  bangsa  Avar, Slavia, dan Lombard  menjadi ancaman  serius bagi Kekaisaran   Bizantium.   Bangsa Avar telah datang hingga  mencapai dinding batas   Konstantinopel.              Kaisar Bizantium,  Heraklius, telah   memerintahkan agar emas  dan perak yang ada di dalam  gereja dilebur dan   dijadikan   uang untuk membiayai pasukan perang.    Banyak gubernur   memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan  Kekaisaran  tersebut berada   pada titik keruntuhan.   Mesopotamia,  Cilicia, Syria, Palestina, Mesir   dan Armenia, yang semula  dikuasai  oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa   Persia.   (Warren  Treadgold, A                History of the Byzantine State and Society,  Stanford   University               Press, 1997, s. 287-299.)
Pendek   kata, setiap orang  menyangka Kekaisaran  Bizantium akan runtuh.  Tetapi  tepat di saat  seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum  diturunkan  dan  mengumumkan  bahwa Bizantium akan mendapatkan  kemenangan dalam   beberapa+tahun lagi.  Kemenangan ini tampak  sedemikian mustahil sehingga  kaum musyrikin Arab  menjadikan ayat ini  sebagai bahan cemoohan. Mereka  berkeyakinan  bahwa  kemenangan yang  diberitakan Al Qur'an takkan pernah  menjadi  kenyataan. 
Sekitar  tujuh tahun setelah   diturunkannya ayat pertama  Surat Ar Ruum  tersebut,   pada Desember 627   Masehi, perang penentu antara Kekaisaran  Bizantium  dan Persia terjadi   di Nineveh.   Dan kali ini, pasukan  Bizantium secara mengejutkan   mengalahkan pasukan  Persia.   Beberapa  bulan kemudian, bangsa Persia   harus membuat perjanjian dengan   Bizantium, yang mewajibkan   mereka   untuk mengembalikan wilayah yang  mereka ambil dari Bizantium.    (Warren Treadgold, A  History of the  Byzantine  State                and Society, Stanford  University Press,  1997, s. 287-299.)
Akhirnya, 'kemenangan bangsa Romawi' yang   diumumkan oleh  Allah dalam Al Qur'an,   secara ajaib menjadi  kenyataan. 
Keajaiban  lain yang  diungkapkan dalam ayat ini  adalah  pengumuman tentang fakta    geografis  yang tak dapat ditemukan  oleh seorangpun di masa itu. 
Dalam  ayat ketiga Surat Ar  Ruum, diberitakan bahwa  Romawi  telah dikalahkan  di daerah paling  rendah di bumi ini.   Ungkapan  'Adnal Ardli' dalam  bahasa Arab,  diartikan sebagai 'tempat  yang dekat'  dalam banyak  terjemahan.   Namun  ini bukanlah makna harfiah dari  kalimat tersebut,  tetapi lebih  berupa  penafsiran atasnya.   Kata 'Adna'  dalam bahasa  Arab diambil dari kata  'Dani', yang berarti  'rendah' dan  'Ardl' yang  berarti 'bumi'.   Karena  itu, ungkapan 'Adnal Ardli' berarti  'tempat  paling rendah di  bumi'. 
Yang  paling  menarik,  tahap-tahap penting dalam peperangan  antara  Kekaisaran  Bizantium dan  Persia,   ketika Bizantium dikalahkan dan  kehilangan  Jerusalem,  benar-benar  terjadi di titik paling rendah di  bumi.    Wilayah yang  dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang  terletak   di titik  pertemuan wilayah yang   dimiliki oleh Syria,  Palestina, dan  Jordania.    'Laut Mati', terletak 395 meter di bawah  permukaan laut,  adalah  daerah  paling rendah di bumi. 
Ini berarti  bahwa Bizantium  dikalahkan di bagian paling  rendah di bumi, persis  seperti dikemukakan  dalam ayat ini. 
Hal  paling  menarik dalam  fakta ini adalah bahwa  ketinggian Laut Mati  hanya mampu  diukur    dengan teknik pengukuran modern.   Sebelumnya,  mustahil bagi  siapapun  untuk mengetahui bahwasannya ini  adalah  wilayah terendah di  permukaan  bumi.   Namun, dalam Al Qur'an, daerah  ini dinyatakan sebagai  titik  paling  rendah di atas bumi.    Demikianlah, ini memberikan bukti  lagi  bahwa Al Qur'an adalah wahyu   Ilahi.
sumber http://wisbenbae.blogspot.com/2010/09/ramalan-dalam-al-quran-yang-menjadi.html
Written by H.W.P

Tinggalkan Comment dibawah untuk mendukung saya posting artikel2 yg lebih berguna :)
 
 
 
 
 
 
0 comments: