IQ Sri Mulyani Setara Dengan Einstein Dan Bill Gates
Mundur dari jabatan Menteri Keuangan bukan berarti tanpa aktivitas. Sambil menunggu menduduki jabatan barunya sebagai Managing Director World Bank ia memiliki kesibukan baru yakni menghadiri puluhan acara perpisahan yang digelar para koleganya.


   Ada yang sedikit berbeda dengan Sri Mulyani saat menjabat sebagai   Menteri Keuangan dan setelah lepas dari jabatan itu. Meski agendanya   padat, namun wanita kelahiran Tanjung Karang, 26 Agustus 1962, terlihat   lepas. Saat serahterima jabatan Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke   Agus Martowardoyo pada Sri beberapa kali mengucurkan air mata. "Karena   bukan menteri keuangan saya sekarang boleh menangis. Kepada Pak Agus   jangan menangis nanti rupiah terguncang," katanya.
 
     Sebelum berangkat ke Washington pada Rabu (26/5) nanti, Senin (24/5),   Sri sempat bertandang ke kantor Majalah Tempo di Jalan Proklamasi.  Dalam  kesempatan itu Tempointeraktif bekerjasama dengan Yahoo! Indonesia mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Sri. Beberapa pertanyaan diambil dari Yahoo! Answers.
   Anda bilang bisa tertawa lepas setelah 6 tahun berada di Kementerian   Keuangan dan sangat cerah ketika menyanyikan lagu Send Me The Pillow. Apakah tawaran Bank Dunia itu merupkan The Pillow yang diimpi-impikan selama ini?
  (Tertawa). Saya rasa lagu Send Me The Pillow  itu lagu yang merupakan  lagu yang disampaikan Mas Franky Sahilatua dan  menggambarkan tentang  simbol bahwa seseorang, termasuk saya, manusia  biasa di dalam ranah  publik mungkin kita harus memerankan suatu  tanggungjawab yang tegar dan  kuat. Kita sebagai manusia biasa  membutuhkan suatu tempat untuk bisa  melepaskan emosi maupun beban itu  tanpa merasa bahwa ini merupakan  suatu kecengengan atau suatu kelemahan.
  Jadi sebenarnya tidak ada hubungannya juga (lagu) karena di Bank Dunia  bukan Pillow  karena dia merupakan suatu ranah publik lain yang sifatnya   internasional yang bahkan tidak akan membiarkan dan membolehkan saya   untuk menjadi orang yang cengeng.
 Jadi saya rasa ini adalah tantangan dan tanggungjawab baru yang harus saya laksanakan sebaik-baiknya.
Waktu membawakan lagu itu suara Anda merdu sekali. Cengkoknya bagus. Sering latihan menyanyi?
   (Tertawa). Dari kecil kami dulu biasa nyanyi. Keluarga kami ini memang   keluarga yang suka seni. Ada yang suka nyanyi, ada yang suka menari,   melukis. Melihat perjalanan karir Anda, sepertinya Anda ini memiliki   kemampuan yang luar biasa. Berapa sih IQ Anda?
   Begini. Kebetulan waktu pindahan (dari rumah dinas) saya buka-buka  file  lama. Saat ini saya menemukan dokumen tes IQ saya waktu SMA.  Biasanya  setelah lulus SMA mau masuk universitas kan kita ikut tes IQ  untuk  melihat bakat dan kecerdasan. Saya lihat skor IQ saya waktu itu  157.  (Ini tergolong tinggi. Pelukis Rembrandt van Rijn dari Belanda  IQ-nya  155, pendiri Microsoft Bill Gates 160, fisikawan Albert Einstein 160).
 Tahun berapa itu?
Itu   dokumen tahun 1981, waktu saya mau masuk universitas. Ya itu, saya   enggak merasa pinter tuh, biasa aja rasanya. Bahkan rapor saya rasanya   angkanya tidak terlalu hebat-hebat amat. Jadi mungkin kebetulan saja.
 Sudah hampir enam tahun memimpin reformasi birokrasi Kementerian Keuangan. Bagaimana kondisinya sekarang?
   Lima tahun ini tiga undang-undang perpajakan semua diubah, mulai dari   Ketentuan Umum Perpajakan, PPh, PPN, bahkan sekarang ada Pajak dan   Retribusi Daerah. Jadi semuanya ini rezim baru. Nanti menteri keuangan   yang baru yang harus menjalankan secara konsisten.
   Mereka akan kehilangan itu dengan kepergian Anda. Kok Anda tinggal   begitu saja? Apa Reformasi di Kantor Pajak masih bisa berjalan?
 Karena sudah menjadi inheren dalam institusinya.
Kan jarang ada menteri yang mau ikut sampai detail, menyemangati anak-anaknya?
Kan tadi kita tidak bicara tentang itu.
Kan ini menyemangati saja…
 Lha kok saya malah dimarahi? (ruangan pun penuh tawa)
Dalam   wawancara dengan Tempo sebelumnya, Sri Mulyani menjawab pertanyaan   seputar apakah dia didesak oleh kelompok tertentu. Berikut petikannya:
 Kapan persisnya Anda diminta Bank Dunia untuk bergabung?
 Ya seperti yang sudah disampaikan Bapak Presiden saja.
Apa betul sejak tahun lalu?
 Itu cerita versi siapa? Ya, cerita sendiri saja, tapi bukan dari saya (tertawa).
Beberapa  bulan lalu, Presiden Bank Dunia berbicara kepada pengusaha Jusuf  Wanandi. Katanya, Indonesia telah memperlakukan menteri keuangannya  dengan sangat buruk dan, karena itu, Bank Dunia akan merekrutnya?
Kalau begitu, kutip saja dari Pak Jusuf Wanandi, he-he-he.... Saya malah enggak tahu.
Anda merasa ada kelompok yang mendorong Anda mundur sebagai Menteri Keuangan?
 Saya fokuskan kerja di sini saja. Soal analisis pernyataan tokoh-tokoh itu, biar Tempo saja yang mengerjakan.
Jika Presiden tak mengizinkan Anda pergi, Anda akan tetap memaksa?
Kita   ngurus negara kan enggak seperti anak kecil yang mudah ngambek. Ketika   saya menjadi menteri, saya membantu Presiden. Saya hormat kepada  beliau.
 Anda bahagia dengan pilihan Anda meninggalkan kabinet?
 Ya, happy, ha-ha-ha....
 Lama dong nanti meninggalkan Indonesia?
Kayak ke mana saja. Saya pasti kembalilah. I'll be back.
 
 

 
 
 
 
0 comments: